24 July 2024
6 menit baca

20 Negara dengan Utang Terbanyak di Dunia, Ada Indonesia?

6 menit baca

Negara dengan Utang Terbanyak di Dunia adalah Indonesia?

 

Dalam dunia ekonomi global, utang negara menjadi salah satu indikator penting untuk menilai kesehatan finansial suatu negara. Utang yang tinggi sering kali mencerminkan kebutuhan untuk mendanai pembangunan infrastruktur, program sosial, dan berbagai kebijakan ekonomi lainnya. Namun, utang yang berlebihan juga bisa menjadi beban yang signifikan bagi negara tersebut. Berikut ini adalah daftar negara dengan utang terbanyak di dunia pada tahun 2024.

 

  • Jepang

 

Jepang tetap memegang rekor sebagai negara dengan utang terbesar di dunia tahun 2024, mencapai sekitar $10,055 triliun, yang merupakan 259.4% dari Produk Domestik Bruto (PDB) mereka. Ini mencerminkan ekonomi besar Jepang yang dikelola melalui kombinasi kebijakan moneter dan fiskal yang ekspansif. 

 

Utang yang sangat tinggi ini sebagian besar disebabkan oleh populasi yang menua, yang memerlukan pengeluaran besar untuk pensiun dan kesehatan. Selain itu, Jepang juga berinvestasi besar-besaran dalam proyek infrastruktur dan teknologi tinggi untuk tetap kompetitif di pasar global.

 

  • Sudan

 

Sudan berada di posisi kedua negara dengan utang terbanyak di dunia , yakni sekitar $57.6 miliar, atau setara dengan 200.4% dari PDB mereka. Krisis ekonomi dan konflik yang berkepanjangan telah memperburuk situasi utang negara ini. 

 

Selain itu, Sudan juga menghadapi inflasi yang sangat tinggi dan ketidakstabilan politik, yang membuat upaya pengelolaan utang menjadi lebih sulit. Bantuan internasional dan program restrukturisasi utang menjadi penting untuk membantu negara ini keluar dari krisis utang yang mendalam.

 

  • Yunani

 

Yunani memiliki utang sebesar $404.3 miliar, atau 194.5% dari PDB. Meskipun sudah menjalani beberapa program bailout dari Uni Eropa dan IMF, beban utang Yunani tetap sangat tinggi dan terus menjadi tantangan besar bagi perekonomiannya. 

 

Krisis utang yang dimulai pada tahun 2009 masih memiliki dampak signifikan terhadap ekonomi Yunani, meskipun ada tanda-tanda pemulihan. Reformasi struktural dan kebijakan penghematan terus diberlakukan untuk mengurangi defisit dan menstabilkan ekonomi.

 

Baca Juga: Investasi Publik: Pengertian, Jenis, dan Hambatannya

 

  • Eritrea

 

Eritrea memiliki utang nasional sekitar $3.2 miliar, yang setara dengan 179.7% dari PDB mereka. Situasi politik yang tidak stabil dan sumber daya ekonomi yang terbatas membuat Eritrea sulit mengurangi beban utangnya. 

 

Negara ini bergantung pada bantuan luar negeri dan remitan dari diaspora Eritrea untuk mendanai kebutuhan dasar dan proyek pembangunan. Tantangan besar lainnya termasuk rendahnya tingkat investasi asing dan infrastruktur yang kurang memadai.

 

  • Singapura

 

Singapura, meskipun dikenal dengan kebijakan fiskal yang hati-hati, memiliki utang sebesar $505 miliar atau 159.9% dari PDB. Tingginya angka ini sebagian besar disebabkan oleh strategi utang yang digunakan untuk investasi infrastruktur dan aset negara. 

 

Pemerintah Singapura mengelola utangnya dengan sangat baik, dengan fokus pada pengembangan sektor teknologi dan layanan keuangan yang kuat. Selain itu, Singapura memiliki cadangan devisa yang besar dan sistem perbankan yang stabil, yang membantu menjaga kepercayaan investor.

 

  • Maladewa

 

Maladewa memiliki utang nasional sebesar $7.9 miliar, yang merupakan 154.4% dari PDB mereka. Ekonomi yang sangat bergantung pada pariwisata membuat negara ini rentan terhadap fluktuasi ekonomi global. 

 

Tak hanya itu, pandemi COVID-19 sangat memukul sektor pariwisata sehingga mengakibatkan peningkatan utang yang signifikan. Pemerintah Maladewa berusaha melakukan diversifikasi ekonomi dengan mengembangkan sektor perikanan dan energi terbarukan. Tujuannya untuk mengurangi ketergantungan pada pariwisata.

 

Baca Juga: Berapa Utang Indonesia Saat Ini? Ini Jawaban Menkeu!

 

  • Lebanon

 

Lebanon memiliki utang sebesar $93.4 miliar, setara dengan 150.6% dari PDB. Krisis ekonomi dan politik yang berkepanjangan telah membuat beban utang negara ini semakin tidak terkendali. Ledakan di pelabuhan Beirut pada tahun 2020 memperparah situasi karena menghancurkan infrastruktur penting dan menyebabkan kerugian ekonomi besar. IMF dan lembaga internasional lainnya terus mendesak reformasi struktural dan transparansi fiskal untuk membantu Lebanon keluar dari krisis.

 

  • Italia

 

Italia memiliki utang nasional sebesar $3,407 triliun, atau 150.3% dari PDB. Ekonomi besar namun pertumbuhan yang lambat serta defisit anggaran yang berkelanjutan telah meningkatkan beban utang Italia. 

 

Pemerintah Italia terus menghadapi tantangan dalam menyeimbangkan anggaran sambil berusaha merangsang pertumbuhan ekonomi melalui reformasi pasar tenaga kerja dan investasi infrastruktur. Krisis perbankan dan tingkat pengangguran yang tinggi juga menjadi faktor yang memperburuk situasi utang Italia.

 

  • Tanjung Verde

 

Tanjung Verde menjadi salah satu negara dengan utang terbanyak di dunia, yakni sekitar $2.0 miliar, atau setara dengan 145.1% dari PDB. Negara kepulauan ini menghadapi tantangan ekonomi yang besar, terutama dalam hal pengembangan infrastruktur. 

 

Selain itu, ketergantungan pada impor dan bantuan luar negeri membuat ekonomi Tanjung Verde rentan terhadap guncangan eksternal. Pemerintah terus berusaha mengembangkan sektor pariwisata dan perikanan untuk meningkatkan pendapatan dan mengurangi ketergantungan pada utang.

 

  • Barbados

 

Barbados memiliki utang nasional sebesar $4.5 miliar, atau 135.4% dari PDB. Ekonomi yang bergantung pada pariwisata membuat negara ini sangat rentan terhadap perubahan ekonomi global. 

 

Pandemi COVID-19 sangat memukul sektor pariwisata, menyebabkan penurunan tajam dalam pendapatan dan peningkatan utang untuk mendanai kebutuhan fiskal. Reformasi fiskal dan diversifikasi ekonomi menjadi fokus utama untuk mengatasi masalah utang ini.

 

Baca Juga: Ini Dia 10 Daftar Negara Pemberi Utang Terbesar ke Indonesia!

 

  • Amerika Serikat

 

Amerika Serikat memiliki utang terbesar secara nominal, mencapai sekitar $31 triliun, yang setara dengan 128.1% dari PDB mereka. Utang ini terus meningkat akibat pengeluaran besar di sektor kesehatan, pertahanan, dan program stimulus ekonomi. 

 

Selain itu, pandemi COVID-19 memperparah situasi dengan berbagai paket stimulus yang dikeluarkan untuk mendukung ekonomi. Meskipun demikian, Dolar AS yang kuat dan ekonomi terbesar di dunia memberikan Amerika Serikat kemampuan untuk mengelola utangnya dengan lebih fleksibel dibandingkan negara lain.

 

  • Portugal

 

Portugal memiliki utang sebesar $312 miliar, atau 127.3% dari PDB. Seperti Yunani, Portugal juga mengalami krisis utang yang memerlukan bailout dari Uni Eropa beberapa tahun lalu. Meskipun ada tanda-tanda pemulihan ekonomi, utang tetap menjadi masalah besar. 

 

Reformasi struktural dan kebijakan penghematan terus diterapkan untuk mengurangi defisit dan menstabilkan ekonomi. Investasi asing dan sektor pariwisata yang kuat memberikan harapan bagi pemulihan yang berkelanjutan.

 

  • Mozambik

 

Mozambik memiliki utang sebesar $16.3 miliar, setara dengan 124.9% dari PDB mereka. Negara ini terus berjuang dengan masalah hutang meskipun memiliki potensi sumber daya alam yang besar. 

 

Skandal korupsi dan ketidakstabilan politik telah memperburuk situasi ekonomi, menghambat investasi asing dan pertumbuhan ekonomi. Bantuan internasional dan restrukturisasi utang menjadi penting untuk membantu Mozambik mengatasi masalah hutangnya.

 

  • Bhutan

 

Bhutan memiliki utang sekitar $3.4 miliar, atau 119.3% dari PDB. Negara kecil ini mengandalkan bantuan luar negeri dan proyek-proyek energi hidro untuk menopang ekonominya. 

 

Meskipun utangnya tinggi, Bhutan berhasil mempertahankan stabilitas ekonomi melalui kebijakan pembangunan berkelanjutan dan fokus pada kebijakan kebahagiaan nasional bruto (GNH). Pengembangan sektor pariwisata dan energi terbarukan diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dan mengurangi ketergantungan pada utang.

 

  • Bahrain

 

Bahrain memiliki utang sebesar $52.2 miliar, yang setara dengan 117.6% dari PDB. Negara ini terus mengandalkan sektor minyak dan gas untuk mendukung ekonominya lewat usaha ekstraktif

 

Fluktuasi harga minyak global sangat mempengaruhi stabilitas ekonomi Bahrain, menyebabkan peningkatan utang untuk mendanai kebutuhan fiskal. Diversifikasi ekonomi dan pengembangan sektor non-minyak menjadi prioritas utama untuk mengurangi ketergantungan pada sumber daya alam.

 

  • Belgia

 

Belgia memiliki utang nasional sebesar $705 miliar, atau 114.3% dari PDB. Beban utang ini merupakan hasil dari kombinasi kebijakan fiskal yang ekspansif dan defisit anggaran yang berkelanjutan. 

 

Meskipun demikian, negara dengan utang terbanyak di dunia ini memiliki ekonomi yang relatif stabil dan sektor jasa yang kuat, termasuk perbankan dan asuransi. Upaya untuk mengurangi utang termasuk reformasi pensiun dan peningkatan efisiensi belanja publik.

 

  • Siprus

 

Siprus memiliki utang sebesar $28.8 miliar, yang setara dengan 113.4% dari PDB mereka. Ekonomi kecil ini masih berusaha pulih dari krisis finansial beberapa tahun lalu. 

 

Utang yang tinggi sebagian besar digunakan untuk mendanai proyek infrastruktur dan mendukung sektor perbankan yang pernah mengalami krisis. Reformasi struktural dan kebijakan fiskal yang ketat diharapkan dapat membantu Siprus mengurangi beban utangnya.

 

  • Spanyol

 

Spanyol memiliki utang nasional sebesar $1.5 triliun, yang setara dengan 113.2% dari PDB. Krisis ekonomi yang dimulai pada 2008 meninggalkan dampak yang signifikan, termasuk tingkat pengangguran yang tinggi dan perlambatan pertumbuhan ekonomi. 

 

Spanyol telah berupaya untuk mengurangi defisit anggaran melalui berbagai reformasi ekonomi, tetapi pandemi COVID-19 memperburuk situasi utang. Negara ini juga menghadapi tantangan dalam hal stabilitas politik dan regional, terutama dengan adanya tuntutan kemerdekaan dari beberapa wilayah seperti Catalonia.

 

  • Prancis

 

Prancis menjadi salah satu negara dengan utang terbanyak di dunia dengan utang nasional sebesar $3.5 triliun, setara dengan 112.6% dari PDB. Sebagai salah satu ekonomi terbesar di Eropa, Prancis menghadapi beban utang yang signifikan karena defisit anggaran yang terus-menerus dan pengeluaran besar untuk layanan publik seperti kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan sosial. 

 

Krisis ekonomi global dan pandemi COVID-19 menambah tekanan pada anggaran negara. Pemerintah Prancis berupaya untuk melakukan reformasi ekonomi untuk meningkatkan efisiensi dan pertumbuhan, tetapi menghadapi tantangan dari protes sosial dan politik dalam negeri.

 

  • Mesir

 

Mesir memiliki utang sebesar $370.8 miliar, atau 112.5% dari PDB. Utang ini sebagian besar digunakan untuk mendanai proyek infrastruktur besar dan program reformasi ekonomi. Pemerintah Mesir berupaya untuk menarik investasi asing dan meningkatkan sektor pariwisata untuk mendiversifikasi ekonominya. 

 

Namun, ketidakstabilan politik dan tantangan keamanan dalam negeri membuat upaya ini menjadi sulit. Mesir juga bergantung pada bantuan internasional untuk mendukung stabilitas ekonomi dan program pembangunan.

 

Awas Judi Online dan Investasi Bodong! Investasi #TransparanBikinAman Hanya di Bizhare

 

Seiring makin banyaknya kasus judi online dan investasi bodong di Indonesia, Bizhare, platform securities crowdfunding nomor 1 di Indonesia berkomitmen untuk menjunjung asas transparansi dan keamanan secara end-to-end.

 

Melalui Bizhare, Anda dapat berinvestasi dalam aneka bisnis franchise dengan lebih percaya diri. Dukungan dari Bizhare dalam menerapkan tips-tips aman bertransaksi online, seperti menggunakan sistem pembayaran yang terverifikasi dan memeriksa track record bisnis, berhasil memberikan kepastian bahwa investasi Anda dilakukan sesuai dengan prosedur yang benar dan dijamin terhindar dari risiko penipuan.

 

Secara rutin, Bizhare juga melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap bisnis-bisnis tersebut secara berkala. Laporan keuangan tiap bisnis juga selalu diterbitkan tiap bulan agar bisa dipantau oleh para investor.

 

Hal ini merupakan komitmen Bizhare agar para investor, baik lama maupun baru, bisa terus berinvestasi di Bizhare, karena seperti slogan andalannya, #TransparanBikinAman.

 

Baca Lengkap: Skema Investasi Bisnis & Pendanaan di Bizhare, Transparan & Aman!

 

Tak heran, berkat konsistensi Bizhare dalam menjunjung transparansi dan keamanan berinvestasi, Bizhare berhasil mendapatkan izin resmi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan nomor SK: 38/D.04/2021 sebagai Penyelenggara Securities Crowdfunding. Artinya, Bizhare beroperasi sesuai dengan standar dan regulasi yang ketat.

 

Bizhare juga sudah mendapatkan Sertifikasi ISO/IEC 27001:2013 dari Société Générale de Surveillance (SGS), auditor independen yang terdaftar resmi di Kementerian Komunikasi dan Informatika RI. Dengan demikian, Bizhare memastikan bahwa data investor aman dan tidak akan bocor. 

 

Untuk informasi lebih lengkap mengenai #TransparanBikinAman, silakan tekan button di bawah ini.

 

#TransparanBikinAman Sekarang

2537 Reads
Author: Bizhare Contributor
240 Suka