04 August 2024
5 menit baca

BI 7-Day Reverse Repo Rate: Pengertian, Fungsi, dan Dampaknya

5 menit baca

BI 7-Day Reverse Repo Rate adalah suku bunga acuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia untuk transaksi reverse repurchase agreement (repo) dengan jangka waktu tujuh hari.

 

Bank Indonesia (BI) memiliki berbagai instrumen kebijakan moneter yang digunakan untuk menjaga stabilitas ekonomi di Indonesia. Salah satu instrumen tersebut adalah BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR). Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam mengenai apa itu BI 7-Day Reverse Repo Rate, fungsi utamanya, dampaknya terhadap perekonomian, dan contoh kebijakan yang diterapkan oleh BI melalui instrumen ini.

 

Pengertian BI 7-Day Reverse Repo Rate

 

BI 7-Day Reverse Repo Rate adalah suku bunga acuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia untuk transaksi reverse repurchase agreement (repo) dengan jangka waktu tujuh hari. 

 

Sederhananya, BI 7-Day Reverse Repo Rate adalah suku bunga yang digunakan BI saat melakukan pembelian kembali surat berharga negara (SBN) dari perbankan dengan perjanjian bahwa bank tersebut akan membeli kembali SBN tersebut dalam waktu tujuh hari. Suku bunga ini kemudian menjadi referensi bagi suku bunga kredit, suku bunga deposito, dan suku bunga pinjaman antar bank di Indonesia.

 

BI7DRR diperkenalkan pada tanggal 19 Agustus 2016 untuk memperkuat kerangka operasi moneter Bank Indonesia. Instrumen ini memiliki hubungan yang lebih kuat dengan suku bunga pasar uang, bersifat transaksional atau diperdagangkan di pasar, dan bertujuan untuk mendorong pendalaman pasar keuangan, khususnya melalui penggunaan instrumen repo.

 

Penguatan ini merupakan hal yang umum dilakukan oleh berbagai bank sentral di dunia dan diakui sebagai best practice internasional dalam pelaksanaan operasi moneter. 

 

Bank Indonesia senantiasa melakukan penyempurnaan terhadap kerangka operasi moneter guna memperkuat efektivitas kebijakan dalam mencapai target inflasi yang telah ditetapkan. Penggunaan instrumen BI7DRR sebagai suku bunga kebijakan baru memungkinkan Bank Indonesia untuk secara cepat memengaruhi pasar uang, perbankan, dan sektor riil.

 

Fungsi BI 7-Day Reverse Repo Rate

 

BI 7-Day Reverse Repo Rate memiliki peran penting dalam pengelolaan kebijakan moneter di Indonesia. Berikut adalah beberapa fungsi utamanya:

 

  • Instrumen Kebijakan Moneter

BI 7-Day Reverse Repo Rate berfungsi sebagai instrumen utama dalam kebijakan moneter. Melalui penetapan suku bunga ini, Bank Indonesia dapat mengendalikan jumlah uang yang beredar di pasar. Jika BI ingin mengendalikan inflasi yang tinggi, mereka dapat menaikkan suku bunga untuk mengurangi jumlah uang beredar. Sebaliknya, jika BI ingin mendorong pertumbuhan ekonomi, mereka dapat menurunkan suku bunga untuk meningkatkan likuiditas.

 

  • Mengatur Likuiditas

Salah satu fungsi utama dari BI 7-Day Reverse Repo Rate adalah mengatur likuiditas di sistem perbankan. Dengan menetapkan suku bunga ini, BI dapat mempengaruhi keputusan bank dalam melakukan pinjaman antar bank atau meminjam dana dari BI. Ketika suku bunga tinggi, bank cenderung untuk menahan diri dalam meminjam dana, yang berarti likuiditas di pasar akan menurun. Sebaliknya, suku bunga yang rendah akan mendorong bank untuk lebih banyak meminjam, sehingga likuiditas di pasar akan meningkat.

 

  • Menjaga Stabilitas Keuangan

Stabilitas keuangan adalah salah satu tujuan utama Bank Indonesia dalam menetapkan BI 7-Day Reverse Repo Rate. Dengan menyesuaikan suku bunga ini, BI dapat mengontrol tekanan inflasi, mencegah gelembung ekonomi, dan memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi berjalan secara stabil. Suku bunga yang tepat dapat mencegah ekses likuiditas yang dapat menyebabkan inflasi berlebihan atau gelembung aset yang berpotensi merugikan perekonomian.

 

Selain itu, terdapat tiga dampak utama yang diharapkan dari penerapan BI7DRR, yaitu:

 

  1. Menguatnya sinyal kebijakan moneter: BI7DRR sebagai acuan utama di pasar keuangan memberikan sinyal yang lebih jelas dan konsisten terkait arah kebijakan moneter.
  2. Meningkatnya efektivitas transmisi kebijakan moneter: Pengaruh BI7DRR terhadap pergerakan suku bunga pasar uang dan suku bunga perbankan lebih cepat, sehingga kebijakan moneter dapat diterapkan dengan lebih efektif.
  3. Terbentuknya pasar keuangan yang lebih dalam: Khususnya transaksi dan pembentukan struktur suku bunga di Pasar Uang Antar Bank (PUAB) untuk tenor 3-12 bulan. Alhasil, terciptalah kondisi pasar yang lebih stabil dan efisien.

 

Dampak BI 7-Day Reverse Repo Rate terhadap Perekonomian

 

BI 7-Day Reverse Repo Rate memiliki dampak yang signifikan terhadap berbagai aspek perekonomian. Beberapa dampak tersebut antara lain:

 

  • Pengaruh Terhadap Inflasi

Salah satu dampak utama dari perubahan BI 7-Day Reverse Repo Rate adalah pada tingkat inflasi. Ketika BI menaikkan suku bunga acuan, biaya pinjaman meningkat, yang cenderung mengurangi konsumsi dan investasi. Hal ini kemudian dapat menurunkan tekanan inflasi. Sebaliknya, suku bunga yang lebih rendah dapat mendorong konsumsi dan investasi, yang berpotensi meningkatkan inflasi.

 

  • Pengaruh Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Suku bunga yang rendah dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dengan membuat pinjaman lebih murah dan lebih mudah diakses, sehingga mendorong konsumsi dan investasi. Namun, jika suku bunga terlalu rendah, ini dapat menyebabkan ekses likuiditas yang bisa memicu inflasi. Di sisi lain, suku bunga yang terlalu tinggi dapat mengekang pertumbuhan ekonomi karena biaya pinjaman yang lebih mahal.

 

  • Pengaruh Terhadap Kurs Rupiah

Perubahan BI 7-Day Reverse Repo Rate juga dapat mempengaruhi nilai tukar Rupiah. Suku bunga yang tinggi cenderung menarik investasi asing karena imbal hasil yang lebih tinggi, yang dapat memperkuat nilai Rupiah. Sebaliknya, suku bunga yang rendah bisa menyebabkan arus keluar modal, yang dapat melemahkan nilai tukar Rupiah.

 

  • Pengaruh Terhadap Sektor Keuangan

BI 7-Day Reverse Repo Rate juga berdampak pada sektor keuangan, khususnya perbankan. Suku bunga acuan ini menjadi referensi bagi suku bunga pinjaman dan deposito di bank, sehingga perubahan suku bunga ini akan mempengaruhi profitabilitas bank dan kemampuan bank dalam menyalurkan kredit.

 

Contoh Kebijakan BI 7-Day Reverse Repo Rate

 

Untuk lebih memahami bagaimana BI 7-Day Reverse Repo Rate bekerja dalam praktik, berikut adalah beberapa contoh kebijakan yang pernah diterapkan oleh Bank Indonesia.

 

  • Pandemi COVID-19

Pada tahun 2020, sebagai respons terhadap pandemi COVID-19, Bank Indonesia beberapa kali menurunkan BI 7-Day Reverse Repo Rate untuk mendorong likuiditas dan mendukung perekonomian yang terdampak. Pada Februari 2020, BI menurunkan suku bunga ini sebesar 25 basis poin menjadi 4,75%, dan terus melakukan penurunan bertahap hingga mencapai 3,75% pada November 2020. Kebijakan ini bertujuan untuk memberikan stimulus ekonomi di tengah melemahnya aktivitas ekonomi global dan domestik akibat pandemi.

 

  • Inflasi dan Gejolak Ekonomi

Pada tahun 2022, ketika inflasi global mulai meningkat akibat ketidakpastian pasokan energi dan pangan, Bank Indonesia merespons dengan menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate. Pada Agustus 2022, BI menaikkan suku bunga ini sebesar 25 basis poin menjadi 3,75%, sebagai langkah untuk menjaga stabilitas ekonomi dan mengendalikan inflasi yang mulai meningkat di Indonesia.

 

  • Pemulihan Ekonomi Pasca Krisis

Setelah krisis finansial global 2008, BI menerapkan kebijakan moneter akomodatif dengan menurunkan BI 7-Day Reverse Repo Rate untuk mendorong pemulihan ekonomi. Langkah ini dilakukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dengan memperlonggar kebijakan moneter, sehingga mendorong peningkatan konsumsi dan investasi di dalam negeri.

 

Penggantian Nama BI 7-Day Reverse Repo Rate Menjadi BI-Rate

 

Mulai tanggal 21 Desember 2023, Bank Indonesia memutuskan untuk menggunakan kembali nama “BI-Rate” sebagai suku bunga kebijakan menggantikan BI7DRR. Meskipun namanya berubah, BI-Rate tetap mempertahankan makna dan tujuan yang sama sebagai stance kebijakan moneter Bank Indonesia. Operasionalisasinya masih mengacu pada transaksi reverse repo Bank Indonesia dengan tenor tujuh hari.

 

Penggantian nama ini dilakukan untuk memperkuat komunikasi kebijakan moneter kepada publik, sehingga dapat memberikan kejelasan dan konsistensi dalam memahami arah kebijakan moneter yang diterapkan oleh Bank Indonesia.

 

Dari sini bisa disimpulkan bahwa BI 7-Day Reverse Repo Rate adalah instrumen penting dalam pengelolaan kebijakan moneter di Indonesia. Dengan fungsi utamanya dalam mengatur likuiditas, menjaga stabilitas keuangan, dan sebagai instrumen kebijakan moneter, suku bunga ini memiliki dampak yang signifikan terhadap perekonomian. 

 

Meskipun namanya kembali menjadi BI-Rate pada Desember 2023, esensi dari suku bunga ini sebagai instrumen kebijakan moneter yang vital tetap tidak berubah.

 

Awas Judi Online dan Investasi Bodong! Investasi #TransparanBikinAman Hanya di Bizhare

 

Seiring makin banyaknya kasus judi online dan investasi bodong di Indonesia, Bizhare, platform securities crowdfunding nomor 1 di Indonesia berkomitmen untuk menjunjung asas transparansi dan keamanan secara end-to-end.

 

Melalui Bizhare, Anda dapat berinvestasi dalam aneka bisnis franchise dengan lebih percaya diri. Dukungan dari Bizhare dalam menerapkan tips-tips aman bertransaksi online, seperti menggunakan sistem pembayaran yang terverifikasi dan memeriksa track record bisnis, berhasil memberikan kepastian bahwa investasi Anda dilakukan sesuai dengan prosedur yang benar dan dijamin terhindar dari risiko penipuan.

 

Secara rutin, Bizhare juga melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap bisnis-bisnis tersebut secara berkala. Laporan keuangan tiap bisnis juga selalu diterbitkan tiap bulan agar bisa dipantau oleh para investor.

 

Hal ini merupakan komitmen Bizhare agar para investor, baik lama maupun baru, bisa terus berinvestasi di Bizhare, karena seperti slogan andalannya, #TransparanBikinAman.

 

Baca Lengkap: Skema Investasi Bisnis & Pendanaan di Bizhare, Transparan & Aman!

 

Tak heran, berkat konsistensi Bizhare dalam menjunjung transparansi dan keamanan berinvestasi, Bizhare berhasil mendapatkan izin resmi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan nomor SK: 38/D.04/2021 sebagai Penyelenggara Securities Crowdfunding. Artinya, Bizhare beroperasi sesuai dengan standar dan regulasi yang ketat.

 

Bizhare juga sudah mendapatkan Sertifikasi ISO/IEC 27001:2013 dari Société Générale de Surveillance (SGS), auditor independen yang terdaftar resmi di Kementerian Komunikasi dan Informatika RI. Dengan demikian, Bizhare memastikan bahwa data investor aman dan tidak akan bocor. 

 

Untuk informasi lebih lengkap mengenai #TransparanBikinAman, silakan tekan button di bawah ini.

 

#TransparanBikinAman Sekarang

722 Reads
Author: Bizhare Contributor
139 Suka