22 October 2023
3 menit baca

Accrued Expense: Pengertian, Jenis, dan Contohnya

3 menit baca

Accrued Expense

 

Accrued expense adalah konsep keuangan yang penting dalam dunia bisnis. Bahkan, elemen ini jadi bagian penting dari laporan keuangan perusahaan yang memengaruhi cara perusahaan mengelola kewajiban keuangannya. Berikut ulasan lengkapnya!

 

Apa itu Accrued Expense?

 

Menurut Investopedia, accrued expense adalah istilah akuntansi yang merujuk pada biaya atau beban yang sudah diakui dalam laporan keuangan perusahaan, walaupun pembayarannya belum terealisasi. Istilah ini sering juga disebut sebagai beban yang masih harus dibayar atau beban akrual

 

Perusahaan telah mengidentifikasi beban ini sebagai kewajiban yang tercatat dalam neraca, namun transaksi pembayarannya masih akan terjadi di masa yang akan datang. 

 

Karena pembayaran belum terealisasi, nilai dari beban akrual pada dasarnya adalah sebuah estimasi dari biaya yang akan dibayarkan oleh perusahaan, yang dapat lebih kecil atau lebih besar daripada biaya sebenarnya yang akan dikeluarkan nanti. Akuntan akan melakukan penyesuaian entri di buku besar setelah transaksi pembayaran terjadi di akhir periode.

 

Meskipun masih berupa estimasi, accrued expense memiliki peran dan manfaat yang sangat besar bagi sebuah bisnis. Elemen ini dapat digunakan sebagai referensi untuk memahami biaya dan kewajiban yang harus dikeluarkan oleh perusahaan dalam waktu dekat. Dengan demikian, perusahaan dapat mempersiapkan diri dan menyesuaikan strategi bisnis mereka untuk memenuhi kewajiban tersebut. 

 

Accrued expense juga menjadi elemen yang dapat digunakan untuk mengukur kewajiban finansial perusahaan yang berasal dari seluruh transaksi yang telah terjadi. Meskipun pencatatan accrued expense bisa kompleks karena memerlukan sejumlah jurnal penyesuaian, manfaatnya sebanding dengan usaha yang dikeluarkan.

 

Baca Juga: Apa itu Studi Kelayakan Bisnis? Pahami Definisi, Tujuan, Aspek, dan Contohnya

 

Jenis–jenis Accrued Expense

 

Terdapat beberapa jenis accrued expense yang mencakup berbagai kategori biaya dalam pembukuan perusahaan. Berikut ulasan lengkapnya!

 

  • Gaji Karyawan

Salah satu bentuk accrued expense adalah gaji atau upah karyawan. Dalam banyak perusahaan, pembayaran gaji karyawan biasanya dilakukan setelah periode akuntansi berakhir. 

 

Namun, karena periode akuntansi tidak selalu berakhir pada tanggal pembayaran gaji, perusahaan perlu mencatatnya sebagai accrued expense. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk melacak kewajiban finansial terkait gaji dalam laporan keuangannya.

 

  • Pembelian Barang atau Jasa yang Sudah Diterima

Jenis lain dari accrued expense adalah pembelian barang atau jasa yang sudah diterima. Ketika perusahaan membeli barang atau jasa dari pihak lain, biayanya sudah dapat diestimasikan sejak awal, meskipun pembayarannya belum terjadi. 

 

Contohnya, jika perusahaan menggunakan sistem pemesanan sebelum pengiriman (pre-order), biaya pengeluarannya akan dianggap sebagai bagian dari accrued expense. Dengan demikian, meskipun invoice atau tagihan belum diterima, pengakuan accrued expense memberikan gambaran mengenai besarnya biaya yang perlu dibayarkan ketika transaksi selesai.

 

  • Utang Bunga dan Pajak

Dalam dunia bisnis, utang bunga dan pajak adalah unsur penting. Meskipun pembayaran bunga atau pajak belum terjadi, perusahaan dapat memperkirakan besarnya biaya ini. 

 

Pada metode akuntansi akrual, utang bunga dan pajak termasuk dalam kategori accrued expense. Meskipun pembayaran terjadi di periode akuntansi berikutnya, pencatatan accrued expense memungkinkan perusahaan untuk memiliki gambaran yang lebih jelas tentang kewajiban finansialnya.

 

  • Biaya Sewa

Jenis selanjutnya dari accrued expense adalah biaya sewa, seperti sewa kantor atau fasilitas lainnya. Jika perusahaan membayar sewa secara bulanan atau tahunan, biayanya akan menjadi kewajiban di masa mendatang. 

 

Meskipun belum terjadi pembayaran, biaya sewa ini akan dicatat sebagai accrued expense dalam periode akuntansi yang berlaku. Hal ini membantu perusahaan untuk memahami dan mengantisipasi jumlah pengeluaran yang akan datang.

 

  • Beban Lain

Selain jenis-jenis di atas, ada banyak bentuk biaya lain yang juga masuk dalam kategori accrued expense, seperti bonus karyawan, tunjangan, biaya utilitas, dan lain-lain. Jenis biaya ini memiliki estimasi besaran dan tanggal pembayaran yang dapat dihitung oleh perusahaan. Dengan mencatat accrued expense, perusahaan memiliki cara yang lebih terencana untuk mengelola finansialnya.

 

Baca Juga: Break Even Point (BEP): Arti, Manfaat, & Rumus Cara Menghitung

 

Contoh Accrued Expense

 

Setelah memahami pengertian dan jenisnya dalam sebuah bisnis, mari kita lihat sebuah situasi yang menggambarkan pencatatan accrued expense.

 

PT TeknoSolusi adalah sebuah perusahaan IT yang berlokasi di Surabaya. Pada tanggal 15 Mei 2023, mereka menyewa sebuah gedung untuk kantor baru mereka. Sewa gedung ini berlaku mulai tanggal 1 Juni 2023.

 

Namun, karena periode akuntansi perusahaan berakhir pada tanggal 31 Mei, mereka perlu mencatat biaya sewa ini sebagai accrued expense. Perusahaan sudah mengetahui jumlah sewa yang harus mereka bayar pada bulan Juni, meskipun pembayaran belum dilakukan.

 

Sewa gedung tersebut senilai Rp20 juta per bulan. Jadi, pada tanggal 31 Mei 2023, PT TeknoSolusi mencatat accrued expense sebesar Rp20 juta dalam laporan keuangannya. Ini membantu perusahaan untuk memiliki gambaran yang lebih akurat tentang kewajiban finansial mereka di masa mendatang terkait dengan sewa gedung.

 

Ketika bulan Juni tiba, perusahaan akan melakukan pembayaran sewa gedung sebesar Rp 20 juta sesuai dengan yang telah diakui sebagai accrued expense pada bulan sebelumnya. Dengan demikian, perusahaan dapat menjaga catatan keuangan mereka sesuai dengan metode akuntansi akrual dan memiliki visibilitas yang lebih baik tentang kewajiban keuangan mereka.

 

Accrued expense adalah konsep penting dalam akuntansi yang mengacu pada kewajiban perusahaan untuk membayar pengeluaran atau biaya yang telah terjadi, meskipun pembayaran fisik belum dilakukan. Dengan memahami konsep ini sebaik-baiknya, perusahaan bisa terbantu untuk mengelola keuangan mereka dengan lebih baik dan menghindari keterlambatan pembayaran.

3855 Reads
Author: Diptyarsa Janardana
397 Suka