28 October 2023
4 menit baca

Apa itu Aset: Pengertian, Sifat, Jenis, & Contohnya

4 menit baca

apa itu aset

 

Dalam dunia bisnis, aset adalah elemen yang sangat penting. Aset dapat dijelaskan dari berbagai sudut pandang, termasuk pengertian, sifat-sifatnya, jenis-jenisnya, serta contoh-contohnya. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi secara mendalam tentang apa itu aset dan segala hal yang perlu Anda ketahui tentangnya.

 

Apa itu Aset?

 

Menurut PSAK No. 16 Revisi Tahun 2011, aset adalah “semua kekayaan yang dipunyai oleh individu ataupun kelompok yang berwujud maupun tidak berwujud, yang memiliki nilai akan memiliki manfaat bagi setiap orang atau perusahaan.”

 

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) memberikan definisi serupa, yaitu aset adalah “sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari kejadian yang terjadi pada masa lalu dan asal muasal datangnya manfaat ekonomi masa depan yang diharapkan memiliki manfaat bagi perusahaan.”

 

International Financial Reporting Standards (IFRS) tahun 2008 juga mendefinisikan aset sebagai “sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai hasil dari peristiwa di masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan mengalir ke perusahaan.”

 

Dari pengertian-pengertian ini, dapat disimpulkan bahwa aset adalah segala sesuatu yang memiliki nilai ekonomi, baik yang berwujud maupun yang tidak, yang dimiliki oleh individu atau perusahaan dan memiliki potensi untuk memberikan manfaat ekonomi di masa depan. Aset adalah bagian penting dari perusahaan yang berkontribusi pada performa dan nilai perusahaan tersebut.

 

Baca Juga: Mengenal Apa Itu Underlying Asset dan Pentingnya Bagi Investor

 

Sifat Aset

 

Aset memiliki sifat-sifat khusus yang membedakannya dari jenis kekayaan lainnya. Untuk mengetahui ulasan lengkapnya, silakan baca poin-poin berikut.

 

  • Memiliki Nilai Ekonomi

Sifat pertama dari aset adalah bahwa mereka memiliki nilai ekonomi yang dapat diukur. Ini berarti aset memiliki nilai moneter yang dapat dinilai dan digunakan dalam proses perhitungan keuangan. Aset yang tidak memiliki nilai ekonomi biasanya tidak dicatat dalam laporan keuangan.

 

  • Dapat Menghasilkan Keuntungan di Masa Depan

Aset memiliki sifat dapat menghasilkan keuntungan di masa depan. Ini berarti pemilik aset mengharapkan bahwa aset tersebut akan menghasilkan pendapatan atau keuntungan dalam jangka waktu tertentu. Contohnya, saham dapat menghasilkan dividen, dan properti dapat menghasilkan sewa.

 

  • Dikuasai oleh Suatu Pihak

Sifat selanjutnya adalah bahwa aset dikuasai oleh suatu pihak, baik itu individu atau perusahaan. Pemilik aset memiliki hak untuk mengendalikan, menggunakan, dan mengalihkan aset tersebut sesuai dengan kebijakan dan peraturan yang berlaku. Ini menciptakan tanggung jawab dan hak atas aset tersebut.

 

  • Berasal dari Transaksi di Masa Lalu

Aset umumnya berasal dari transaksi atau peristiwa yang terjadi di masa lalu. Ini berarti aset tidak muncul begitu saja, tetapi merupakan hasil dari aktivitas ekonomi yang telah terjadi. Sebagai contoh, ketika perusahaan membeli mesin untuk digunakan dalam produksi, mesin tersebut menjadi aset yang berasal dari transaksi pembelian.

 

Baca Juga: Cara Membuat Laporan Arus Kas Bisnis Beserta Contohnya

 

Jenis-jenis Aset

 

Aset dapat dibagi menjadi berbagai jenis berdasarkan berbagai kriteria, termasuk konversi, fungsi, dan bentuk fisiknya. Berikut ulasan selengkapnya.

 

Jenis-jenis Aset Berdasarkan Konversi

 

  1. Aset Lancar: Aset dengan tingkat likuiditas tinggi, yang berarti mereka dapat dengan cepat diubah menjadi kas. Contoh aset lancar meliputi saldo bank, deposito, obligasi, saham, dan piutang. Ini adalah aset yang dapat dengan mudah digunakan untuk memenuhi kewajiban atau kebutuhan keuangan segera.
  2. Aset Tidak Lancar: Aset ini memiliki tingkat likuiditas yang lebih rendah, sehingga membutuhkan prosedur yang lebih rumit untuk mengubahnya menjadi kas. Contoh aset tidak lancar meliputi tanah, bangunan, mesin, dan peralatan. Aset ini biasanya digunakan dalam operasional bisnis untuk jangka waktu yang lebih lama.

 

Jenis-jenis Aset Berdasarkan Fungsi

 

  1. Aset Operasional: Aset yang digunakan dalam operasional bisnis untuk menghasilkan profit secara berkelanjutan. Contoh aset operasional meliputi uang kas, mesin, paten, merk dagang, dan hak cipta. Keefektifan aset operasional sangat bergantung pada sistem dan pengelolaan yang baik.
  2. Aset Non-Operasional: Aset yang bukan berasal dari kegiatan operasional internal perusahaan. Ini termasuk aset yang sering digunakan untuk tujuan pendanaan jangka panjang, seperti valuasi perusahaan, obligasi, investasi, dan jaminan/asuransi.

 

Jenis-jenis Aset Berdasarkan Bentuk Fisik

 

  1. Aset Berwujud (Tangible Assets): Aset yang memiliki bentuk fisik yang dapat dilihat, diraba, dan diukur. Contoh aset berwujud termasuk properti, kendaraan, perlengkapan, dan inventaris. Aset berwujud sering rentan terhadap depresiasi atau penyusutan nilai seiring berjalannya waktu.
  2. Aset Tidak Berwujud (Intangible Assets): Aset yang tidak memiliki bentuk fisik yang nyata. Contohnya seperti hak paten, hak cipta, merk dagang, goodwill, dan lisensi. Aset ini memiliki nilai yang abstrak tetapi dapat memiliki dampak finansial yang signifikan.

 

Baca Juga: Opportunity Cost: Pengertian, Contoh, dan Cara Menghitungnya

 

Contoh Aset

 

Setelah kita memahami pengertian, sifat, dan jenis-jenis aset, sekarang mari kita lihat beberapa contoh konkret dari aset-aset yang umum ditemui dalam dunia bisnis dan keuangan.

 

  1. Kas: Uang tunai yang dimiliki oleh perusahaan atau individu adalah aset yang paling likuid. Kas dapat digunakan untuk memenuhi kewajiban segera, membayar pengeluaran, atau diinvestasikan untuk menghasilkan keuntungan.
  2. Saham: Saham perusahaan yang dimiliki oleh seorang investor adalah aset. Saham dapat diperjualbelikan di pasar saham dan memiliki potensi untuk menghasilkan pendapatan melalui dividen atau peningkatan nilai.
  3. Tanah dan Bangunan: Properti berwujud seperti tanah dan bangunan adalah aset yang penting, terutama dalam bisnis properti. Mereka dapat diinvestasikan untuk pertumbuhan modal atau disewakan untuk penghasilan.
  4. Merk Dagang: Hak kepemilikan atas merek dagang atau brand adalah aset tidak berwujud yang memiliki nilai ekonomi. Merek dagang yang kuat dapat meningkatkan nilai perusahaan dan daya tarik konsumen.
  5. Hak Cipta: Hak cipta melindungi karya intelektual seperti lagu, buku, atau software. Hak cipta adalah aset intangible yang dapat memberikan pendapatan melalui royalti atau penjualan lisensi.
  6. Piutang: Piutang adalah uang yang harus diterima dari pelanggan atau pihak lain yang masih harus membayar tagihan. Ini adalah aset lancar yang dapat diubah menjadi kas ketika piutang dibayarkan.
  7. Obligasi: Obligasi adalah surat utang yang dikeluarkan oleh perusahaan atau pemerintah. Pemegang obligasi memiliki aset dalam bentuk utang yang akan dibayar kembali dengan bunga dalam jangka waktu tertentu.
  8. Mesin dan Peralatan: Mesin dan peralatan yang digunakan dalam operasional bisnis adalah aset operasional. Mereka memiliki nilai ekonomi karena membantu dalam produksi dan operasi perusahaan.
  9. Hak Paten: Hak paten memberikan pemiliknya hak eksklusif untuk memproduksi dan menjual suatu produk atau teknologi. Hak paten termasuk dalam aset intangible yang memiliki nilai berkat potensi keuntungan yang besar.
  10. Goodwill: Goodwill adalah nilai tambah yang melekat pada bisnis, seperti reputasi yang baik, pelanggan setia, atau hubungan bisnis yang kuat. Goodwill merupakan aset tidak berwujud yang dapat meningkatkan nilai perusahaan.

 

Aset adalah elemen kunci dalam keuangan dan bisnis yang memiliki nilai ekonomis, dapat dikelola, menciptakan manfaat, dan memiliki nilai masa depan. Memahami pengertian, jenis, dan contoh aset sangat penting untuk mengelola keuangan dengan bijak dan membuat keputusan investasi yang cerdas.

699 Reads
Author: Diptyarsa Janardana
107 Suka