07 February 2023
3 menit baca

Perbedaan Securities Crowdfunding dan Equity Crowdfunding

3 menit baca

 

Ada dua jenis crowdfunding yang diakui di Indonesia, yakni securities crowdfunding (SC) dan equity crowdfunding (EC). Kira-kira apa yang menjadi perbedaan keduanya, dan mana yang lebih efektif untuk investasi? Silakan baca info selengkapnya di bawah ini.

 

Perbedaan Securities Crowdfunding dan Equity Crowdfunding 

 

Secara resmi, OJK telah menerbitkan Layanan Urun Dana Melalui Penawaran Saham Berbasis Teknologi Informasi. Biasanya disebut ECF (equity crowdfunding) yang tercatat dalam surat keputusan POJK Nomor 37 Tahun 2018.

 

Kemudian, OJK membuat kebijakan baru dengan memperluas jenis efek yang ditawarkan sehingga terbentuk POJK Nomor 57 Tahun 2022 berisi tentang Penawaran Efek Melalui Layanan Urun Dana Berbasis Teknologi Informasi atau SCF (securities crowdfunding).

 

ECF (equity crowdfunding) hanya menawarkan jenis efek berupa saham dan pembatasan penerbitan oleh badan hukum berbentuk perseroan terbatas (PT). Sedangkan SCF (securities crowdfunding) memperluas jenis efek yang ditawarkan menjadi efek saham, obligasi, dan sukuk.

 

Baca Juga: Mengenal Equity Crowdfunding, Kelebihan dan Kelemahannya

 

OJK juga memperluas kriteria penerbit menjadi setiap badan usaha di Indonesia. Baik penerbit yang berbadan hukum perseroan terbatas dan koperasi maupun yang tidak berbadan hukum boleh melakukan penawaran melalui SCF (securities crowdfunding).

 

Pada dasarnya, SCF merupakan bentuk penyempurnaan dari ECF dengan menambahkan jenis efek dan timeline penerbitan crowdfunding. Namun, keduanya memiliki tujuan yang sama untuk memudahkan investor dalam memberikan pendanaan bagi masyarakat yang sulit mengakses modal untuk mengembangkan bisnisnya.

 

Berdasarkan rilis Kementerian Koperasi dan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) pada Agustus 2020 lalu, kontribusi UMKM terhadap produk domestik bruto Indonesia mencapai rata-rata 60%. Sementara kontribusinya dalam menyerap tenaga kerja mencapai 96,8% dari total tenaga kerja di Indonesia.

 

SCF menjadi salah satu alternatif bagi investor untuk melakukan investasi jangka panjang dan membantu UMKM maupun pelaku usaha pemula (startup) untuk mendapatkan dana (rising fund) melalui pasar modal. Jadi, layanan SCF menjangkau seluruh bisnis dan usaha UMKM di Indonesia.

 

Berinvestasi Lewat Securities Crowdfunding

 

Securities crowdfunding memiliki beragam instrumen investasi yang dapat menjadi pilihan investor maupun penerbit. Beberapa contoh instrumen investasi yang diakomodir securities crowdfunding adalah saham, sukuk, hingga obligasi.

 

Dalam berinvestasi, Anda tentu saja perlu teliti menemukan instrumen terbaik yang bisa memberikan Anda keuntungan yang optimal. Dalam investasi ke dalam UMKM Anda juga perlu melakukan analisis yang sama untuk menemukan bisnis terbaik untuk investasi.

 

Baca Juga: Apa itu Crowdfunding, Pengertian, Kelebihan, dan Kekurangannya

 

Apabila Anda baru ingin terjun ke dalam investasi ini, berikut tips penting yang bisa Anda coba:

 

  • Memahami Sistem Investasi Bisnis dalam Securities Crowdfunding

Saat berinvestasi dengan instrumen apapun, Anda harus paham bagaimana skema yang digunakan dalam sistem tersebut agar Anda paham bagaimana potensi keuntungan dan profil risiko yang harus Anda hadapi.

 

Oleh sebab itu dalam securities crowdfunding, Anda harus paham bagaimana sistem ini berjalan agar Anda bisa menyesuaikan dengan profil risiko Anda. Apabila equity crowdfunding hanya menyediakan efek berupa saham, dalam securities crowdfunding terdapat jenis efek yang lebih beragam yaitu obligasi dan sukuk.

 

Oleh sebab itu, selain memperhatikan profil bisnis, Anda juga harus paham jenis efek yang akan Anda beli saat berinvestasi ke dalam bisnis tersebut. Hal ini penting karena setiap efek memiliki profil risiko dan potensi keuntungan yang berbeda-beda.

 

  • Analisis Prospek Bisnis dalam Jangka Panjang

Sama halnya saat membeli saham suatu perusahaan, Anda tentu memperhatikan bagaimana prospek perusahaan tersebut dalam beberapa waktu ke depan.

 

Namun, analisis bisnis akan cenderung lebih mudah Anda lakukan karena UKM yang akan didanai biasanya merupakan bisnis yang sudah familiar sehingga lebih mudah untuk Anda analisa.

 

Dalam melihat prospek suatu bisnis, Anda bisa mulai dengan melihat bagaimana kondisi pasar agar Anda paham bagaimana kompetisi dan peluang ekspansi jangka panjang dari bisnis tersebut. Dengan memahami hal ini dengan baik, maka Anda memproyeksikan bagaimana bisnis ini dalam beberapa tahun ke depan

 

  • Menemukan UMKM yang “Berkualitas”

Untuk menemukan UMKM yang berkualitas, Anda harus melihat ini dari berbagai sisi mulai dari sistem manajemen dari suatu bisnis, siapa yang melakukan pengelolaan, dan bagaimana posisi bisnis jika dibandingkan dengan kompetitor.

 

Apabila Anda berinvestasi melalui platform securities crowdfunding sebenarnya hal ini akan menjadi lebih mudah karena pihak penyelenggara akan membantu menyaring UMKM terbaik yang bisa memberikan keuntungan bagi para investor

 

  • Memperhatikan Profil Penyelenggara Securities Crowdfunding

Apabila Anda ingin berinvestasi dengan sistem ini, Anda harus memperhatikan kredibilitas dari platform penyelenggara yang akan menghimpun dan menyalurkan dana investor.

 

Tidak hanya itu, Anda harus memperhatikan legalitas dari platform penyelenggara agar Anda bisa berinvestasi dengan nyaman dan aman. Salah satunya, Anda bisa berinvestasi di Bizhare yang sudah terdaftar di OJK dan terbukti membantu ribuan UMKM di seluruh Indonesia.

 

Dari penjelasan di atas, bisa disimpulkan bahwa investasi dengan skema crowdfunding telah diakui oleh OJK sehingga Anda dapat melakukan investasi dengan aman dan nyaman. 

 

Namun sebelum memulai investasi, Anda perlu mempelajari terlebih dahulu skema crowdfunding untuk meminimalisir risiko yang ada di kemudian hari. Semoga artikel Bizhare ini membantu Anda dalam menentukan pilihan berbisnis. 

2105 Reads
Author: Diptyarsa Janardana
542 Suka