06 February 2024
4 menit baca

Apa itu Sunk Cost: Contoh & Cara Menguranginya

4 menit baca

sunk cost adalah

 

Dalam dunia bisnis, pengambilan keputusan menjadi kunci utama untuk meraih kesuksesan. Salah satu konsep yang penting untuk dipahami oleh para pengusaha adalah “sunk cost” atau biaya yang sudah terlanjur dikeluarkan dan tidak dapat dikembalikan. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut mengenai konsep sunk cost dan cara meminimalisirnya.

 

Apa Itu Sunk Cost?

 

Sunk cost, dalam konteks bisnis, adalah biaya yang sudah dikeluarkan dan tidak dapat dikembalikan. Biaya tersebut sudah mencakup semua investasi finansial, waktu, atau sumber daya lainnya yang sudah dihabiskan untuk suatu proyek, keputusan, atau aktivitas tertentu. 

 

Penting untuk memahami bahwa sunk cost tidak dapat diubah atau dipulihkan, sehingga tidak seharusnya menjadi dasar utama dalam pertimbangan keputusan bisnis selanjutnya. Konsep ini menekankan perlunya fokus pada situasi dan kondisi saat ini, serta kemungkinan hasil yang dapat dicapai di masa depan.

 

Seringkali, banyak perusahaan jatuh pada sunk cost fallacy. Para stakeholders terjebak pada penalaran berpikir bahwa keputusan di masa depan dipengaruhi oleh biaya yang sudah dikeluarkan di masa lalu, meskipun seharusnya tidak. 

 

Kesalahan ini muncul ketika seseorang merasa terikat untuk melanjutkan suatu keputusan atau investasi hanya karena mereka sudah menghabiskan sejumlah besar waktu, uang, atau sumber daya lainnya pada hal tersebut.

 

Sebagai contoh, bayangkan sebuah perusahaan yang telah menginvestasikan sejumlah besar uang dan waktu dalam pengembangan produk baru. Jika selama proses pengembangan terjadi perubahan pasar yang signifikan atau teknologi baru yang membuat produk tersebut kurang relevan, para pengambil keputusan perlu mempertimbangkan apakah melanjutkan investasi lebih lanjut masih masuk akal. 

 

Dalam konteks ini, biaya yang sudah dikeluarkan (sunk cost) seharusnya tidak menjadi alasan untuk terus melanjutkan proyek jika analisis menyatakan bahwa proyek tersebut tidak lagi menguntungkan.

 

Baca Juga: 7 Strategi Bisnis Paling Efektif dan Menguntungkan di Tahun 2024

 

Contoh Sunk Cost dalam Bisnis

 

Penting untuk diingat bahwa keputusan bisnis seharusnya didasarkan pada pertimbangan masa depan dan manfaat ekonomis yang mungkin diperoleh, bukan hanya pada biaya yang sudah dikeluarkan. Berikut adalah beberapa contoh sunk cost.

 

  • Investasi Teknologi Lama

Perusahaan yang telah menginvestasikan sejumlah besar uang dalam sistem teknologi yang kini sudah usang atau tidak efisien. Meskipun biaya sudah dikeluarkan, keputusan untuk beralih ke teknologi baru yang lebih efisien seharusnya tidak dipengaruhi oleh sunk cost ini.

 

  • Pengembangan Produk Gagal

Sebuah perusahaan mungkin sudah menghabiskan dana besar untuk mengembangkan suatu produk, namun ternyata produk tersebut tidak laku di pasaran. Meskipun sudah banyak uang yang dihabiskan, perusahaan seharusnya tidak terus mempertahankan produk tersebut hanya karena sunk cost.

 

  • Pembelian Peralatan yang Tidak Efisien

Pembelian peralatan atau mesin yang ternyata tidak sesuai dengan kebutuhan operasional perusahaan. Meskipun peralatan tersebut mahal, keputusan untuk menggantinya dengan yang lebih efisien seharusnya tidak dipengaruhi oleh biaya yang sudah dikeluarkan.

 

  • Pembelian Saham yang Merugi

Jika seorang investor sudah menginvestasikan sejumlah besar uang dalam suatu saham yang sejak itu mengalami kerugian, keputusan untuk tetap memegang saham tersebut seharusnya tidak hanya didasarkan pada jumlah uang yang sudah diinvestasikan.

 

  • Proyek Pembangunan yang Terhenti

Jika sebuah proyek konstruksi atau pembangunan terpaksa dihentikan karena beberapa alasan, biaya yang sudah dikeluarkan untuk tahap awal proyek tersebut seharusnya tidak mempengaruhi keputusan untuk melanjutkan atau menghentikan proyek.

 

Apa Perbedaan Sunk Cost dan Opportunity Cost?

 

Perbedaan utama antara sunk cost dan opportunity cost terletak pada waktu kejadian dan fokus keputusan yang diambil. Sunk cost adalah biaya yang sudah terjadi dan tidak dapat dikembalikan, sementara opportunity cost adalah nilai yang hilang karena memilih satu opsi daripada yang lain. 

 

Perbedaan antara sunk cost dan opportunity cost secara rinci bisa Anda baca lewat poin di bawah ini.

 

  • Sunk Cost

Terjadi pada masa lampau, merupakan biaya yang sudah dikeluarkan dan tidak dapat dikembalikan. Keputusan yang diambil tidak seharusnya dipengaruhi oleh sunk cost ini, karena sudah tidak dapat diubah.

 

  • Opportunity Cost

Terkait dengan pilihan yang harus dibuat di antara opsi yang ada pada saat ini. Opportunity cost merupakan nilai tertinggi dari opsi terbaik yang dikorbankan ketika memilih opsi lain. 

 

Dalam pengambilan keputusan yang efektif, penting untuk fokus pada faktor-faktor masa depan dan mengabaikan sunk cost.

 

Baca Juga: Opportunity Cost: Pengertian, Contoh, dan Cara Menghitungnya

 

Bagaimana Cara Menghindari Sunk Cost?

 

Di sini, kita akan membahas bagaimana menghindari jebakan sunk cost dan mengambil langkah-langkah yang rasional dan strategis untuk menjamin keberlanjutan dan kesuksesan bisnis.

 

  • Evaluasi Keputusan dengan Rasional

Pertama-tama, penting untuk selalu mengevaluasi keputusan bisnis dengan rasional. Pisahkan emosi dari proses pengambilan keputusan dan fokus pada fakta serta analisis yang objektif. Hindari terjebak dalam pandangan bahwa investasi yang sudah dilakukan harus terus diperjuangkan tanpa mempertimbangkan hasil yang mungkin di masa depan.

 

  • Tetap Fleksibel dalam Perencanaan

Fleksibilitas adalah kunci untuk menghindari sunk cost. Bisnis dan kondisi pasar dapat berubah dengan cepat, dan perencanaan yang awalnya baik mungkin tidak lagi relevan. Selalu terbuka untuk perubahan dan siap untuk menyesuaikan strategi jika diperlukan. Jangan terlalu terikat pada rencana awal hanya karena sudah banyak waktu atau sumber daya yang diinvestasikan.

 

  • Selalu Pertimbangkan Cost–Benefit

Sebelum mengambil keputusan, lakukan analisis cost–benefit secara cermat. Tinjau kembali tujuan dan ekspektasi awal, dan bandingkan dengan situasi terkini. Jika proyek atau investasi tidak lagi sesuai dengan tujuan atau tidak memberikan nilai tambah yang diharapkan, pertimbangkan untuk menghentikan atau mengubah arahnya.

 

  • Gunakan Metode Pengambilan Keputusan yang Sistematis

Terapkan metode pengambilan keputusan yang sistematis, seperti analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) atau pendekatan proses keputusan yang formal. Dengan menggunakan metode ini, keputusan dapat didasarkan pada data dan fakta, bukan pada dorongan emosional atau keterikatan pada sunk cost.

 

  • Tanyakan Pertanyaan Kritis

Sebelum melanjutkan suatu proyek atau investasi, tanyakan pertanyaan kritis, seperti “Apakah keputusan ini masih sejalan dengan tujuan bisnis?” atau “Apakah keuntungan yang diharapkan masih sebanding dengan biaya yang akan dikeluarkan?” Pertanyaan-pertanyaan ini dapat membantu menyoroti apakah keputusan tersebut didasarkan pada pertimbangan rasional atau hanya karena sunk cost.

 

  • Terus Memonitor dan Evaluasi Kinerja

Secara rutin monitor dan evaluasi kinerja suatu proyek atau investasi. Jika hasilnya tidak sesuai dengan ekspektasi atau kondisi pasar berubah, bersiaplah untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan. Jangan ragu untuk menghentikan investasi lebih lanjut jika proyek tidak lagi memberikan nilai tambah yang diharapkan.

 

Dengan memahami dan mengakui konsep sunk cost, para pemimpin bisnis dapat membuat keputusan yang lebih objektif dan berfokus pada keuntungan di masa depan. Sunk cost adalah bagian integral dari pembuatan keputusan yang bijak, memungkinkan fleksibilitas dan adaptasi terhadap perubahan kondisi pasar dan lingkungan bisnis.

506 Reads
Author: Diptyarsa Janardana
118 Suka